Laman

Kamis, 02 Desember 2010

Macam-macam Pupuk








1. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman.
Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, limbah rumah tangga dan limbah pabrik, serta pupuk hijau. Karena bahan dasar pembuatan pupuk organik bervariasi, kualitas pupuk yang dihasilkan juga beragam sesuai dengan kualitas bahan asalnya. Pemakaian pupuk organik terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu ada regulasi atau peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organik agar memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain.

Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain. Namun, kandungan hara tersebut rendah.
2. Pupuk kandang
Pupuk kandang ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian. Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat dan nutrien, seperti nitrogen yang ditangkap bakteri dalam tanah. Organisme yang lebih tinggi kemudian hidup dari jamur dan bakteri dalam rantai kehidupan yang membantu jaring makanan tanah.
Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah ternak lebih tinggi sehingga volume bahan ini besar, secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah perta­nian. Yang yang dimaksud pupuk kandang ialah campuran kotor­an hewan/ ternak dan urine.
Tabel Rata-rata hara dari berbagai pupuk kandang.

Sapi
Ayam
Bebek
Domba
Ukuran hewan ( kg)
500
5
100
100
Pupuk segar (ton/tahun)
11,86
10,95
0,046
0,73
Kadar air ( %)
85
72
82
77
Kandungan hara (kg/ton ton)




Nitrogen (N)
10,0
25,0
10,0
28,0
Fosfor (P)
2,0
11,0
2,8
4,2
Kalium (K)
8,0
10,0
7,6
20,0
Kalsium (K)
5,0
36,0
11,4
11,7
Magnesium (Mg)
2,0
6,0
1,6
3,7
Sulfur (S)
1,5
3, 2
2,7
1,8
Ferrum (Fe)
0,1
2,3
0,6
0,3
Boron (B)
0,01
0,01
0,09
-
Cuprum (Cu)
0,01
0,01
0,04
-
Mangan (Mn)
0,03
-
-
-
Zinc (Zn)
0,04
0,01
0,12
-
Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam: a) pupuk padat dan b) pupuk cair. Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya dan jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: 1) makanan hewan yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan da­gingnya saja, 3) jenis atau macam hewan, dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang.

3. Pupuk Kompos

Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau.
Kompos memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman.
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.
Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Kompos berasal dari kata latin yaitu compostum, yang artinya digabungkan
di komposisi dari limbah binatang dan tumbuhan (contoh sayuran, sisa
kotoran sapi) untuk mendapat satu campuran produk yang digunakan untuk
bahan penyubur tanah. Menurut kamus Baru Meyers arti kompos sangat pendik
dan terbatas. Yang pada kenyataannya bahwa kompos memiliki banyak arti.

Pertama kompos itu bukan kompos yang kita artikan dalam bahasa sehari hari
sekarang melainkan dapat dibagi menjadi:

- Biokompos : adalah kompos berasal dari Sampah biologis, Taman dan kebun
- Kerakkompos: adalah kompos yang barasal dari kotoran hewan
- Kompos endapan: Adalah kompos yang berasal dari bahan endapan atau lumpur endapan seprti tinja dsb

Dari segi pemanfaatan kompos dapat dibedakan menjadi
- kompos untuk penutup tanah (Kompos kasar dari potongan kayu dan ranting
- Penyubur tanah (kompos ini halus dan memenuhi kriteria tertentu)
- Kompos subtrasi untuk pengganti pupuk.

Pengomposan artinya melakukan usaha imitasi alam dengan bantuan perubahan
ekologi sistem pembusukan. Konsep pengomposan adalah sangat sederhana
dengan meniru proses penghumusan tanah pada daun yang jatuh di hutan dan
berubah setelah beberapa tahun menjadi humus. Pembuatan kompos artinya
mengkondisikan bahan alam menjadi kompos dalam kurum waktu yang lebih
singkat.

Kompos sebagai bahan substitusi pupuk memiliki kelebihan yaitu:
- Memperbaiki struktur tanah sehingga memudahkan aliran udara dan air
- Memperbaiki daya tahan erosi tanah
- memperbaiki daya tahan pengeringan tanah pada saat panas
- memperbaiki secara keseluruhan tingkat kesuburan tanah

Pemanfaatn kompos di eropa terutama Jerman dan belanda sangat tinggi,
sebagai bahan substitusi pupuk. Kompos diproduksi dari sampah buangan dan
daunan dengan melalui kualias kontrol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar